Pandeglang (ANTARABanten) - Penyaluran beras untuk keluarga miskin (raskin) di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, sampai awal Desember 2010, baru enam kali.

"Seharusnya penyaluran sudah mencapai 11 kali, tapi untuk Pandeglang baru enam kali," kata Kepala seksi Pelayanan Publik sub Divisi Regional Badan Urusan Logistik Pandeglang-Lebak Guntur Muayad ketika dikonfirmasi, Kamis.

Menurut dia, rendahnya tingkat penyaluran itu, akibat tidak ada penebusan dari masyarakat setempat. Bulog baru mengelurakan raskin kalau telah ada pembayaran tunai.

Ia juga menjelaskan, pendistribusan raskin di daerah itu, belum merata, karena pembayaran dari masyarakat melalui desa/kelurahan tidak serentak.

"Penyaluran raskin menggunakan pola pesanan tunai, jadi pengiriman baru dilakukan jika masyarakat telah melakukan pembayaran," katanya.

Permasalahan kerap terjadi dalam proses pendistrubusian raskin, di antaranya ketidakmerataan penyaluran hingga penyimpangan oleh oknum tak bertanggung jawab.

Untuk itu, ia berharap semua elemen termasuk masyarakat ikut mengawasi penyaluran beras bersubsidi yang diperuntukan bagi warga kurang mampu tersebut.

"Kalau masyarakat tidak ikut ambil bagian dalam pengawasan, sampai kapan pun persoalan pada distribusi raskin akan muncul," katanya.

Dalam masalah raskin, kata dia, Badan Urusan Logistik (Bulog) yang bertanggung jawab menyalurkan hingga titik distribusi yang ditetapkan, baik di Kantor Kecamatan atuaupun Kantor Kelurahan/Desa.

Terkait kualitas raskin yang kadang berbau apek dan berdebu, menurut dia, itu erat kaitannya dengan lamanya beras disimpan digudang akibat lambat dalam penyaluran karena tidak ada penebusan dari masyarakat.

Sub Divisi Regional Bulog Pandeglang-Lebak, kata dia, selama ini membeli beras dari petani setempat, meskipu kualitasnya dibawah standar.

"Kami berharap pemerintah daerah, menyediakan penggilangan padi berskala besar agar kualitas beras yang dihasilkan sesuai standar yang ditetapkan," ujarnya.